Tuhan Akan Datang Menyelamatkan

 

Saudara saudari terkasih, hari ini kita melangkah masuk ke liturgi Minggu Adven III – Minggu Gaudete. Bacaan-bacaan hari ini mengajak kita untuk menumbuhkan rasa gembira dan sukacita karena Dia yang akan datang ini lain daripada yang lain.

Biasanya, perasaan kita saat menyambut seseorang dapat tergantung dari siapa yang akan datang. Kalau kita sedang menunggu orang yang disukai datang, tentu rasa deg-deg serrr bisa kita alami. Sebaliknya, mungkin rasa takut bisa muncul ketika tiba-tiba satuan kepolisian menggrebek rumah kita. Lantas kita bertanya, “salah saya apa ya?” Atau kegelisahan bisa muncul saat tim penagih hutang mengabarkan akan datang sementara kita belum memiliki dana untuk diserahkan.

Dari kisah Injil hari ini kita melihat sikap Yohanes Pembaptis saat dirinya mendengar pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan Yesus. Sementara Yohanes Pembaptis dipenjara, ia menyuruh para murid-Nya datang kepada Yesus untuk menginformasi. Apakah Yesus adalah Dia yang akan datang, atau harus menantikan yang lain? Yesus tidak menjawab dengan pasti. Namun, Yesus menyampaikan pesan tentang apa yang sedang terjadi. Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan, dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Seluruh pekerjaan ini menandakan apa? Yang rusak tidak dimusnahkan atau dibuang, melainkan diperbaiki. Mereka yang berdosa tidak dihukum, tetapi diampuni dan diterima kembali. Gambaran Allah yang datang menyelamatkan hadir dalam diri Yesus. Hal ini juga menggenapi apa yang dinubuatkan nabi Yesaya dalam bacaan pertama (Yes 35:1-6a.10). “Ia sendiri datang menyelamatkan kamu! Mata orang buta akan dicelikkan dan telinga orang-orang tuli akan dibuka, orang lumpuh akan melompat seperti rusa dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai” Yang dinubuatkan oleh Yesaya, terjadi dan tergenapi oleh Yesus. Dialah yang dinubuatkan oleh para nabi.

Maka, sudah sepantasnya hati kita dipenuhi kegembiraan dan sukacita saat kita menyambut perayaan natal. Bukan lagi dengan bersungut-sungut dan saling mempersalahkan (Bacaan kedua, Yak 5:7-10). Pintu pengampunan dibuka lebar-lebar bagi kita yang ingin bertobat. Mereka yang hilang jauh dari keluarga diundang untuk kembali. Mereka yang menyimpang diundang untuk kembali ke jalan Tuhan. Mereka yang membenci diundang kembali untuk mengasihi. Tidak ada penghakiman, tidak ada hukuman. Yang ada adalah kegembiraan, sebagaimana “ada sukacita besar di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih daripada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan.” (Luk 15:7).

 

Tuhan memberkati.

Rm. Reynaldo Antoni H, Pr.