Meneladan Keluarga Kudus Nazaret

 

Sekolah pertama individu adalah keluarga. Di dalam keluarga, seorang mempelajari segalanya untuk pertama kali. Belajar untuk memberi maupun menerima. Menerima kasih sayang dengan cukup sehingga pada saatnya nanti sebagai pribadi yang utuh mampu membagikan kasih dan sukacita dengan tulus kepada orang lain. Namun, kehidupan berkeluarga seringkali tidak indah seperti yang dicita-citakan. Tidak sedikit keluarga yang menjumpai masalah, ringan berujung berat, yang menantang anggota keluarga. Tidak sedikit pula anak-anak yang sejak lahir tidak tahu siapa orangtuanya. Tidak sedikit pula pasangan suami istri yang memutuskan untuk berpisah karena sulitnya menekan egoisme masing-masing. Kelemahan manusiawi membuat keluarga juga tak jauh dari unsur kelemahan. Lalu bagaimana Keluarga Kudus Nazaret dapat memberikan teladan bagi kita?

 

Keluarga kudus tidak jauh dari kelemahan manusiawi. Namun kelemahan itu tidak menjadikan mereka jatuh dalam dosa. Berkat ketaatan kepada kehendak Allah, keluarga kudus Nazaret bertumbuh, bertambah kuat dan penuh hikmat.

 

Maria ibu Yesus, sebagai seorang gadis muda seringkali tidak mengerti apa yang terjadi dalam perjalanan hidupnya. Maria berusaha “menyimpan segala sesuatu dalam hatinya” dan menyerahkannya pada penyelenggaraan Ilahi. Kelak Maria menjadi hati yang kuat dan tangguh, rela melepaskan Yesus untuk karya pelayanan-Nya, bahkan menemani dan mendampingi Yesus dalam perjalanan salib-Nya sampai akhir. Yesus kecil pernah “hilang” dari rombongan keluarga besar meski akhirnya ditemukan bersama dengan para ahli Taurat di Yerusalem. Dengan penuh kerendahan hati taat kepada kedua orangtuanya dan kembali ke Nazaret dan tumbuh di tengah-tengah keluarga.

 

Yusuf, pernah berniat membatalkan pernikahannya dengan Maria secara diam-diam. Kelak Yusuf tampil sebagai pribadi aktif tanpa banyak berbicara. Bersikap bijaksana sebagai pelindung, taat pada kehendak Allah demi keselamatan seluruh anggota keluarganya. Injil hari ini menggambarkan bagaimana Yusuf, dengan sekuat tenaga, mengusahakan apapun untuk keselamatan keluarganya. Tanpa ragu mengikuti perintah Malaikat untuk pergi ke Mesir. Mampu berkhidmat dengan baik sehingga memutuskan untuk membawa keluarganya ke Nazaret dan menetap di sana.

 

Saudara-saudari terkasih, semoga keluarga-keluarga dapat melihat Yesus, Bunda Maria dan Bapa Yusuf sebagai teladan, inpirasi dan peneguhan dalam panggilan Tuhan bagi hidup berkeluarga. Kita mohon berkat semoga Allah selalu melindungi dan menjaga keluarga kita.

 

Tuhan memberkati.

Rm. Reynaldo Antoni H, Pr.