Dalam teks injil Lukas ini dikisahkan bahwa Yesus berpuasa di padang gurun selama 40 hari lamanya. Masa itu disebut sebagai masa persiapan sebelum Ia mulai berkarya di tengah masyarakat. Namun dengan kisah ini penginjil Lukas ingin menunjukkan kepada kita bahwa Yesus adalah Anak Allah yang sejati. Godaan-godaan dari iblis yang menawarkan kemudahan, keindahan, kekuasaan, kenikmatan tidak digubris sama sekali.
Ada 3 godaan iblis yang mencoba menggoda Yesus, yang berpuasa selama 40 hari empat puluh malam lamanya. Godaan pertama, iblis mencobai Yesus yang sedang lapar supaya menjadikan batu menjadi roti sebagai makanan (ay 3). Godaan ini ditolak oleh Yesus. Yang dilakukan iblis adalah menggoyahkan kedudukan itu dengan membujuk Yesus agar memenuhi keinginan diriNya. Kalau Yesus menerima tawaran berarti Ia melupakan Allah – dengan kuasaNya sendiri. Godaan kedua, iblis memindahkan Yesus ke tempat yang tinggi (ay 6). Iblis membujuk agar Yesus tidak perlu merasa khawatir cedera bila Ia mau terjun ke bawah. Lagi-lagi godaan ini ditolak mentah-mentah. Iblis tahu pasti bahwa kalau Yesus terjun ke bawah Ia tidak akan cedera karena ada malaekat-malaekat yang melindungi. Yesus menolak karena Ia percaya kepada penyelenggaraan Allah itu sangat baik. Godaan ketiga, iblis membawa Yesus ke suatu tempat untuk dapat memperlihatkan kerajaan dunia (ay.9). Godaan ini juga ditolak oleh Yesus. Jabatan dan kekuasaan yang ditawarkan iblis, ditolak oleh Yesus.
Sikap penolakan Yesus terhadap godaan-godaan yang menarik ini menjadi koreksi bagi sikap dan tindakan kita. Kalau kita membaca sejarah perjalanan bangsa Israel di padang gurun selama 40 tahun menuju tanah perjanjian, jarang sekali kita mendapatkan bahwa mereka itu taat dan percaya pada bimbingan Yahwe. Mereka sering jatuh dalam godaan dan dosa.
Bagaimana dengan kehidupan kita saat kini?
Kita menyadari bahwa dalam perjalanan hidup kita masing-masing tak pernah lepas dari godaan-godaan yang membuat kita jauh dari Allah. Maka bacaan injil ini mengoreksi sikap kita kepada Allah. Kita berusaha untuk meneladan sikap Yesus yang berani menolak segala godaan yang dapat mengganggu hubungan kita dengan Allah. Godaan-godaan seperti kebutuhan dan kepuasan untuk makan dan minum, godaan agar harga diri kita tetap tinggi dan tidak diinjak-injak serta godaan akan kekuasaan dan kemuliaan pangkat dan jabatan sering kali merongrong hidup kita. Tidak sedikit orang yang jatuh dalam godaan ini. Kita merasa tidak asing lagi bila kita membaca dan melihat bagaimana para petinggi dan pejabat Negara Negara kita pun tak mampu mengatasi godaan ini.
Teladan Yesus kiranya menguatkan kita semua bagaimana dalam masa prapaskah ini kita justru ditantang untuk berani meneladaniNya. Walaupun kita memiliki kelemahan, kita berusaha sekuat tenaga untuk meneladaniNya agar kita mampu mengembangkan rahmat Allah dalam hidup kita.
Mari kita renungkan dalam masa prapaskah ini agar rahmat Allah lebih kuat tumbuh dalam hidup kita dan menangkal segala godaan-godaan yang menjauhkan kita dengan Allah.
Selamat menjalani masa prapaskah.
RD. Yus Noron