Pada tanggal 8 Maret 2020, Lingkungan Santa Agatha menyelenggarakan family gathering dengan tema “Kebersamaan Meningkatkan Kepedulian” yang diselenggarakan di Bumi Bambini, Ciputat. Menurut Robertus Isthanto, selaku warga lingkungan, menjelaskan tujuan diselenggarakan kegiatan ini ialah memperingati pesta nama lingkungan Santa Agatha sebagai santa pelindung lingkungan yang rencananya dilaksanakan pada bulan februari, tetapi karena ada kendala, maka diundur pada tanggal 8 Maret 2020. Kegiatan ini juga bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan antarwarga mengingat hampir 90% warga lingkungan bekerja sehingga perlu adanya kegiatan yang melibatkan warga lingkungan agar bisa berkumpul. Kegiatan tersebut dihadiri oleh 70 orang yang terdiri dari warga lingkungan dan perwakilan ketua lingkungan dari wilayah 3. Romo Aloysius Yus Noron, Pr biasa ia sapa Romo Yus juga hadir dalam kegiatan itu. Dalam kegiatan itu adanya pembagian sesi antara anak-anak dengan orang tua, karena ada beberapa anak pada hari itu menjadi peserta calon komuni pertama dan mengikuti pelajarannya di Gereja.
Menurut Albertus Gunadi selaku ketua lingkungan Santa Agatha menyampaikan, lingkungan ini sudah berjalan 2 tahun. Walaupun baru memasuki 2 tahun, kegiatan-kegiatan di Paroki bisa diikuti dan tidak ketinggalan. Pak Gun, biasa dia sapa mengingatkan tentang kartu kuning dan data BIDUK kepada warganya. Bagi warganya yang belum menyelesaikan data BIDUK, ia meminta untuk segera diselesaikan dan dikonfirmasi, karena data BIDUK ini digunakan untuk mengurus banyak hal, terlebih lagi data ini prosesnya hanya satu pintu atau jalur. Oleh karena itu jika tidak memiliki kartu keluarga dari pemerintah, akan susah untuk memasuki sistem BIDUK, karena diperlukan NIK Kartu keluarga dari pemerintah. Dia berharap semoga dengan 2 tahun lingkungan Santa Agatha tebentuk, kita bisa mengikuti kegiatan dengan tertib dan semakin baik dimulai dari tugas paduan suara atau kegiatan rutin Gereja lainnya agar kita sebagai satu lingkungan bisa menjaga suasana kekeluargaan antarwarga lingkungan. Menurut Antonius Warsino selaku ketua wilayah 3, menyampaikan dalam sambutannya bahwa jika kita hidup hanya mengandalkan diri sendiri, maka berdasarkan pikiran dan keinginan hati secara manusiawi, kita tidak bisa melakukan sesuatu. Dia berharap kita tetap mengandalkan Tuhan dalam doa. Kita juga berdoa untuk lingkungan, bangsa kita, dan alam ini.
Kegiatan family gathering ini didukung oleh Mindset Growth Indonesia dan Cool Science Indonesia terbagi dalam 2 lokasi. Pada lokasi pertama untuk para para orang tua. Para orang tua mendengarkan dan berbagi pengalamannya tentang bagaimana mengurangi ketergantungan anak terhadap gadget. Ibu uta selaku pembicara menjelaskan science ini merupakan sebagai alat, karena anak-anak dalam belajar diajak untuk mengamati, mengeksplorasi, mencoba sendiri, dilatih untuk berpikir kritis, kreatif, imajinatif, dan bisa mengambil kesimpulan. Jika anak dari dalam dirinya suka dengan science maka itu adalah bonus. Cara agar anak mengurangi ketergantungan pada gadget dengan melakukan kegiatan bersama dengan orang tuanya, salah satunya dengan eksperimen science menggunakan bahan-bahan sederhana sehingga membuat anak senang dan cenderung mencari tahu mau melakukan apa pada kemudian hari. Pada lokasi kedua untuk anak-anak. Mereka melihat dan melakukan percobaan science oleh kakak pembimbing dari Cool Science. Salah satu percobaan yang menarik perhatian ialah ketika pensil dimasukan ke dalam plastik yang berisikan air dan tertembus keluar, plastik tersebut tidak pecah atau bocor.
Pada sesi orang tua dan anak, kegiatan science yang dilakukan dinamakan memancing. Mereka bekerjasama mengangkat es pada sebuah wadah berisikan air dengan menggunakan seutas tali dan garam. Percobaan selanjutnya dalam kegiatan science ini dinamakan treasure hunt. Mereka diajak untuk bekerjasama memecahkan es yang didalamnya terdapat mainan anak-anak dengan menggunakan stick es krim dan garam dapur. Pada kegiatan ini anak-anak belajar tentang reaksi kimia sederhana ketika es terkena garam, juga mereka dengan melakukan kegiatan bersama ini diharapkan kualitas hubungan orang tua dan anak menjadi lebih baik dan menyenangkan.
(Alexander Dwi Atmiko)