Komunitas Karya Muda Katolik (KKMK) Paroki Ciputat menyelenggarakan rekoleksi KKMK pada tanggal 22 Februari 2020 di Ruang Yohanes 2. Tema rekoleksi ini ialah Aku di Titik Timpang Salib. Kegiatan ini terbagi dalam 2 sesi. Sesi pertama bertema hubungan aku dan Tuhan – Tuhan dan aku, dengan pembicara Romo E Paul Madoni, CMF. Romo Doni biasa ia sapa menjelaskan cara hubungan aku dengan Tuhan ialah merefleksikan kembali pengalaman diri kita dengan Tuhan, belajar dari tokoh-tokoh kitab suci yang menjadikan inspirasi atau teladan untuk membangun relasi dengan Tuhan, dan berbagi pengalaman kita kepada teman-teman kita. Ada sesi dimana peserta menjawab beberapa pertanyaan rekoleksi yang sudah disiapkan oleh Romo Doni antara lain pertama, sejak kapan saya mengenal sebuah pribadi yang disebut sebagai Allah ini? Kedua, apakah ada perkembangan pemahaman saya tentang Allah? Jika ada, gambarkan perkembangan pemahaman itu secara singkat. Ketiga, adakah sebuah tokoh, simbol, atau tanda yang bisa saya pakai sebagai gambaran saya tentang Allah saat ini?

Pada sesi selanjutnya dengan pembicara Dr. Veronika Trimardhany, M.Si.,Psi.  Pada awal sesi, Ibu Vero, biasa dia sapa mengajak peserta untuk mengurutkan beberapa pola seperti pola segitiga, lingkaran, persegi, persegi Panjang, dan pola garis yang tidak beraturan. Kemudian dia menjelaskan dari pola tersebut dampak positif dan negatif yang berhubungan dengan karakter pribadi masing-masing.  Dia menjelaskan posisi pribadi kita berada pada wilayah open self, blind self, Hidden self, dan unknown self.  Ketika ibu Vero menjawab beberapa pertanyaan dari peserta, dia menyampaikan harapan untuk KKMK bisa mengajak secara persuasif agar membangkitkan emosi anak-anak muda katolik di Paroki kita mau untuk berkomunitas dimulai mengajak mereka untuk mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh KKMK sehingga 1 orang tergerak untuk ikut berkomunitas, sudah menjadi hal yang luar biasa.

Menurut SP Prana Aditama, biasa ia sapa Simon, selaku ketua panitia kegiatan rekoleksi ini menjelaskan peserta yang ikut serta dalam kegiatan ini berjumlah 35 orang dengan sebagian besar usia anak muda sampai usia 35 tahun. Tujuan diselenggarakan acara ini ialah supaya kita dapat menjalin hubungan yang lebih baik lagi dengan Tuhan dan orang sekitar.

(Alexander Dwi Atmiko)