Dalam kehidupan seharihari, selalu ada rintangan dan masalah yang kita hadapi. Namun tentu saja kita tidak bisa menghindar dari permasalahan dan rintangan tersebut. Sebagai manusia lemah, tentunya kita akan selalu berada pada situasi yang membuat kita terpuruk. Dalam keterpurukan tersebut, seringkali kita merasa bahwa kita berjuang sendirian. Kita sering merasa bahwa Tuhan meninggalkan kita sendirian dan pada akhirnya, kita menyalahkan Allah atas segala hal buruk yang menimpa kita. Melalui bacaan Injil hari ini, kita diajak untuk merenungkan kembali, sejauh mana kita menyadari dan bersyukur atas “Roh Penghibur” yang telah kita terima setiap harinya. Penderitaan yang kita alami seringkali membutakan kita akan pengalaman rahmat yang juga kita terima setiap hari. Hal ini terjadi ketika kita tidak mampu mensyukuri bahwa, hidup yang telah Ia berikan begitu indah. Rasa syukur akan membuat hati yang keras menjadi luluh sehingga bisa terbuka pada kehendak Sang Roh Penghibur. Ketika kita membuka hati untuk melihat lebih dalam dan mendengar dengan lebih baik segala rencanaNya, maka semuanya akan menjadi jelas. Penderitaan dan rasa sakit pun tidak akan lagi kita pandang sebagai maut dan malapetaka,tetapi juga merupakan sebuah pengalaman rahmat. Penderitaan dan rasa sakit adalah rahmat yang mana seseorang bisa menyadari bahwa dirinya sangat rentan dan lemah sehingga membutuhkan bantuan tangan dan belas kasih-Nya. Pengalaman sakit baik secara fisik maupun rohani mestinya membuka kesadaran.
Bersyukur tidak sekedar mengucap rasa terimakasih dalam doa. Bersyukur berarti menjadi sadar dan mau meredamkesombongan sehingga kita bisa memberikan seluruh kehendak bebas kita menjadai milik Allah. Rasa syukur membawa kita pada pengalaman rahmat dimana Roh Kebenaran bekerja pada diri kita. Sudahkah kita menjadi pribadi yang bersyukur?.
Dikutip dari Verbum Veritatis 2020