Adakah Kuota Untuk Keselamatan Dari Allah?

Setiap orang pasti ingin bahagia. Kebahagiaan tertinggi kita terletak bukan di kekayaan, makanan enak, kenyamanan, pangkat dan segala yang ditawarkan dunia. Kebahagiaan tertinggi kita terletak pada Tuhan. Ketika kita bersatu dengan Tuhan, hidup dalam kerajaan-Nya, dan bertatap muka dengan-Nya, itulah yang membawa kebahagiaan tertinggi kepada kita. Dengan kata lain, keselamatan menjamin kebahagiaan kita kelak.

Adakah jumlah maksimal yang dapat ditampung dalam keselamatan yang Tuhan tawarkan? Inilah mengapa ada orang yang bertanya kepada Yesus, “Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?” Jika Tuhan memang Mahakuasa, bukankah berarti keselamatan yang Ia tawarkan tanpa batas? Bukankah Ia dapat menampung semua orang dalam kerajaan-Nya? Akan tetapi, apa jawab Yesus pada pertanyaan di atas? “Berjuanglah untuk memasuki pintu yang sesak itu!” Seolah-olah keselamatan adalah sesuatu yang tidak cuma-cuma, tidak gratis. Seolah-olah ada jumlah maksimal yang dapat masuk ke dalam kerajaan  Allah kendati banyak orang menginginkannya.

Santo Agustinus pernah menuliskan , “Allah yang menciptakan kita tanpa bantuan kita tidak akan menyelamatkan kita tanpa kita.” Keselamatan adalah tawaran dari Allah. Allah tidak akan menyelamatkan kita jika kita tidak mengijinkan dia untuk berkarya dalam diri kita. Allah tidak akan menyelamatkan kita jika kita tidak mencoba untuk berusaha mengikuti ajaran-Nya. Singkat kata, Allah tidak akan menyelamatkan kita tanpa usaha dari kita. Allah ingin agar kita bekerjasama dengan-Nya.

Dalam bacaan kedua, alasan mengapa kita harus berjuang untuk memasuki pintu yang sempit ditunjukan dalam analogi seorang ayah yang harus mengajari anaknya. Seorang ayah harus harus mendisiplinkan dan menghajar anaknya demi sesuatu yang baik. Hal itu mendatangkan rasa sakit, tetapi membuahkan kebenaran yang membawa damai kepada orang yang mengikutinya. Inilah gambaran mengapa Allah ingin  agar kita bekerjasama dengan-Nya dalam mewujudkan keselamatan dan kebahagiaan kekal. Maka, benarlah apa yang dikatakan salah satu pribahasa, “God doesn’t call the qualified. He qualifies the called.” Tuhan tidak memanggil mereka yang berkualitas akan tetapi Tuhan membuat berkualitas mereka yang Ia panggil. Caranya adalah dengan menawarkan kepada kita untuk berjuang melewati pintu yang sempit.

Dikutip dari Verbum Veritatis 2019