PERAYAAN SEMUA ORANG KUDUS

(dirayakan setiap tgl 1 Nopember)

 

Dalam injil Matius 5:1-12, dalam kotbah di bukit, Yesus menyampaikan sabda-sabda yang mengajak setiap pengikutNya untuk mengambil bagian dalam kebahagiaan: “Berbahagialah yang miskin di hadapan Allah…..”(ay.1-dst). Sabda-sabda Yesus ini memberi kekuatan moral agar pengikut memiliki harapan kuat dan berusaha untuk meraih kehidupan yang bahagia. Semua orang diundang untuk memasuki ruang kebahagiaan itu dan mengambil bagian dalam kekudusan Allah; tidak harus dengan menjadi uskup, imam, bruder dan suster. Yesus membuat semua orang mengetahui jalan kepada kekudusan dalam Allah. Dalam tradisi Gereja Katolik, kekudusan telah diwujudkan oleh Bunda Maria, Santo Yosep dan para kudus yang dirayakan oleh Gereja.

Siapa para kudus yang dikatakan sebagai orang yang telah mengambil bagian kekudusan Allah itu?

Para kudus adalah orang-orang yang dipuji bahagia oleh Yesus Sang Guru, karena mereka telah melakukan butir-butir Sabda Bahagia yang disabdakan oleh Yesus. Santo Fransiskus Assisi dan St. Clara serta St. Theresa dari Kalkuta menjadi kudus di hadapan Allah karena telah menjalani kemiskinan. Mereka sudah memancarkan sukacita dan kebahagiaan. Yang bersukacita sepanjang penderitaannya karena sakit seperti St. Lidwina, hidup dalam derita karena telah mengambil bagian dalam penderitaan Kristus. Berbahagialah yang lembut seperti St. Fransiskus Sales yang pergi ke mana-mana membawa damai dan mendamaikan orang dengan Allah. Orang yang senantiasa lapar akan kebenaran akan ilmu pengetahuan seperti St. Thomas Aquinas, St. Agustinus dan Kardinal Newman. Orang yang senantiasa bermurah hati seperti St. Vincentius a Paolo, St. Yohanes Bosko dan St. Elisabeth telah membagikan kebahagiaan bagi orang lain. Orang yang suci hatinya sebagaimana telah dijalani oleh St. Aloysius Gonzaga, Teresia dan Maria Goretti. Dan semua orang kudus.

Beberapa hal yang menjadi inspirasi bagi kekudusan: 1) semua orang beriman diundang untuk masuk dalam kekudusan Allah. Bahkan kisah buruk Rasul Paulus yang setelah bertobat dari kejahatannya, mampu mengikuti kekudusan Allah dalam Kristus. Maka semua orang beriman selalu berharap akan hidup yang kudus. 2) kekudusan tidak bergantung pada harta benda, kekayaan, kekuasaan, kejayaan, kehebatan dan kepandaian manusia. Kekudusan adalah anugerah Allah yang harus diusahakan orang beriman dengan tingkah laku yang baik. 3) kekudusan adalah upaya orang beriman untuk selalu menanggapi karunia Allah itu dengan setia dan sepadan. Singkatnya, setiap orang terbuka dan dipanggila kepada kekudusan Allah. Orang beriman bisa meraih kesucian karena kesetiaan dalam hidup sehari-hari dengan penuh cinta, damai dan menjadikan orang lain berkenan di hati Allah.

Kerap kali kita mendengar bahwa banyak orang beriman yang menjadi santo-santa adalah para paus, uskup, imam, biarawan-biarawati. Tentu tidak semua. Pasangan suami-istri yang dibeatifikasi oleh paus Johanes Paulus II adalah beato Luigi Beltrame Quattrocchi dan Maria Corsini. Mereka pasangan suami istri asal Italia yang setia. Maria Corsini adalah seorang ibu rumah tangga yang aktif di gereja dan karya-karya sosial.

Kita merayakan para beriman kudus agar kita bukan hanya terinspirasi oleh apa yang telah mereka lakukan, melainkan kita mencontoh teladan hidupnya yang kudus.

 

Salam dan doa: Rm. Yus noron, Pr