Berjaga-jaga dan siap siagalah!

 

Suatu kali saya berniat mengunjungi salah satu rumah umat. Maka, sebelumnya saya memberi kabar mengenai waktu kedatangan saya. Lalu saya berpesan supaya keluarga tidak perlu menyiapkan sesuatu yang luar biasa, biasa seperti harian saja termasuk soal makanan dan minuman. Yang penting keluarga hadir, ikut dalam perjumpaan. Lalu tiba hari yang dimaksud. Rupanya ketika saya datang, keluarga sudah mempersiapkan makanan yang cukup banyak. Keluarga ini sangat sederhana, yang mungkin sehari-hari tidak makan makanan sepert ini. Tetapi karena kedatangan saya, lantas mereka menyambut dengan cara yang lebih dari biasanya. Yang saya pesankan rupanya tidak dilaksanakan. Lain pengalaman lagi. Suatu kali setelah melayani di satu tempat, lantas saya mampir ke rumah salah satu umat. Mendadak tanpa info apa-apa. Tanggapan apa yang pertama kali saya dapat dari tuan rumah? “Mohon maaf romo, rumahnya berantakan. Kalau tadi ngabarin dulu mau datang, saya bisa beres-beres sedikit”. Saya bilang tidak apa-apa, karena saya mau berjumpa dengan pribadi bukan dengan rumah atau barang-barangnya. Mungkin lain kali  – seperti injil hari ini – saya akan memberi kabar akan berkunjung, tapi tidak akan memberi tahu kapan waktunya. Yang satu akan selalu menyediakan makanan yang lebih dari biasanya. Jika saya tidak jadi datang, makanan itu dapat dinikmati oleh seluruh keluarga.  Dan yang satu akan selalu berberes-beres rumahnya dan menanti dengan waspada.

Saudara-saudari terkasih, dua pengalaman sederhana di atas kiranya dapat menghantar kita masuk dalam permenungan sabda Tuhan minggu ini. Dalam Minggu Adven yang pertama ini kita kembali membuka tahun liturgi yang baru (A/II). Tema-tema bacaan pada minggu ini mengajak kita untuk berjaga-jaga dan siap sedia, untuk waspada, berbalik dari perbuatan dosa dan memberikan waktu yang lebih banyak bagi Allah. “Mari kita naik ke gunung Tuhan, supaya kita berjalan di jalan yang ditunjukkan Tuhan”, kata Yesaya dalam bacaan pertama. Rasul Paulus dalam bacaan kedua menegaskan agar kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang. Yesus Kristuslah senjata terang itu. Siap siagalah, demikian dalam Injil, Anak Manusia pada saat yang tidak diduga.

“Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri.”(Mat 24:36). Kesadaran bahwa Tuhan akan datang pada waktu yang tidak diketahui seharusnya membuat kita akan memanfaatkan waktu untuk melakukan apa yang perlu melakukan persiapan. Menyiapkan hati kita, meninggalkan perbuatan-perbuatan gelap dan mengenakan senjata terang dalam Kristus.

Tuhan memberkati.

 

Rm. Reynaldo Antoni H, Pr.