HARI RAYA PENAMPAKAN TUHAN

Matius 2:1-12

 

Masa Natal berakhir setelah Hari Raya Penampakan Tuhan, minggu ini. Setelah itu kita masuk dalam liturgi Masa Biasa. Pada hari raya Penampakan Tuhan ini kita diingatkan akan kenangan Tuhan yang menampakan diri kepada 3 orang raja yang datang dari negeri yang jauh. Kisahnya yang dramatis membuat kita kagum akan cara bagaimana Tuhan membimbing dan menunjukkan tanda alam semesta kepada manusia (Mat. 2:2,9). Allah memakai alam semesta untuk memanggil manusia untuk berjumpa satu sama lain seperti yang terungkap dalam injil Matius (2:1-12). Dengan dituntun oleh bintang itu, ketiga orang raja dari tempat yang berbeda saling bertemu. Mereka bersatu menyembah Tuhan. Alam semesta telah menuntun mereka untuk berjumpa dan bersatu.

Kisah lain dari bacaan Matius 2:1-12 yang menarik yaitu saat mereka merasa gelap, bingung dan kehilangan arah tanpa tuntunan. Alam yang menjadi ciptaan Allah seakan mewakili kehadiranNya untuk menuntun manusia untuk bersatu. Tetapi dalam kisah injil itu, manusia dengan segala kelicikannya sering mengganggu, menggoda dan mengaburkan usaha manusia untuk saling berjumpa satu sama lain. Allah dengan segala kekuatanNya tetap menjadi dasar kekuatan bagi manusia.

Pada hari raya Penampakan Tuhan ini, kita merenungkan kisah ketiga orang raja/majus dari Timur. Kisah ini berakhir dengan kata-kata ini…”mereka pulang ke negerinya lewat jalan lain”. Menurut kisah mereka pulang untuk menghindari Herodes. Setelah mereka mengalami perjumpaan dengan Tuhan, mereka memiliki suatu yang baru, yaitu perubahan dan pembaruan yang membuahkan sukacita. Ini tentu berlaku juga bagi kita. Kalau kita mengalami perjumpaan dengan Tuhan, Tuhan akan selalu membawa pribadi kita pada pembaruan. Pembaruan diri menjadi tanda pertobatan sekaligus tanda hidup semakin beriman. Gereja mengajak agar kehidupan beriman kita senantiasa berbuah. Buah-buah hidup beriman nyata dalam hidup persaudaraan.  Kalau seorang mengaku dirinya beriman, tanda yang nyata dalam hidupnya berbuah dalam persaudaraan.

Keuskupan Agung Jakarta mengajak seluruh umatnya agar selalu mengusahakan persaudaraan yang terarah pada hidup yang berkeadilan. Gereja KAJ berharap agar keadilan ini tumbuh dalam pribadi-pribadi. Selanjutnya tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang adil yang mengusahakan kesejahteraan bagi sesamanya.

Tahun 2020, KAJ mencanangkan TAHUN KEADILAN SOSIAL 2020. Tema besarnya: AMALKAN PANCASILA: KITA ADIL, BANGSA SEJAHTERA. Dengan tema itu Gereja KAJ mengajak seluruh umat Katolik di Keuskupan Agung Jakarta  untuk menjadi pribadi-pribadi yang semakin adil dan menjadikan bangsa kita sejahtera. Harapannya adalah agar bangsa kita semakin sejahtera, yang menunjukkan tanda kehadiran Allah, dimana wajah Tuhan Sang Kasih, semakin nyata. Marilah kita menanggapi ajakan Bapak Uskup kita agar tahun 2020 ini kita semakin terlibat memajukan bangsa kita agar hidup semakin sejahtera.

 

Tuhan memberkati

Rm. Yus Noron, Pr.