Temu Seksi Komsos se-KAJ: 

Sosialisasi Aksi Puasa Pembangunan 2020 

Temu seksi Komsos Paroki se-KAJ berlangsung pada tanggal 8 Februari 2020 pukul 09.00 WIB, tujuan pertemuan ini adalah bagian dari Sosialisasi Aksi Puasa Pembangunan (APP)  2020 yang diselenggarakan Sie PSE Keuskupan Agung Jakarta, hadir Helena Brilianty dan Alex mewakili Sie Komsos Paroki Ciputat St. Nikodemus.

Bertempat di Aula Yohanes Katedral Jakarta acara diawali dengan sambutan dan doa pembuka dari Bapak Erwin KOMSOS KAJ dan dilanjutkan pembekalan materi APP 2020 oleh Romo Kristiono Puspo, SJ, selaku ketua PSE KAJ sekaligus ketua Panitia APP 2020. 

Paparan tema APP tahun 2020 yang diusung oleh Keuskupan Agung Jakarta adalah “Kita Adil Bangsa Sejatera”. Momentum pada tahun Keadilan ini kelanjutan dari ARDAS Keuskupan Agung Jakarta berfokus memberikan kesejahteraan untuk umat Gereja dan masyarakat yang berkekurangan dari segi ekonominya, serta memberikan perhatian kepada orang dengan karunia khusus (difabel). 

Romo Kris menjelaskan bahwa kegiatan harus diikuti dengan aksi nyata yang bisa dirasakan untuk masyarakat yang membutuhkan. Aksi gerakan membuat celengan Yesus Tunawisma adalah bagian peran serta umat melawan ketidakadilan dan yang wajib disosialisasikan ke setiap warga lingkungan. Dengan membuat celengan dari bahan bekas setiap keluarga dapat menyisipkan rejeki dari berkat yang diterima dari Tuhan, yang nantinya akan disalurkan kepada masyarakat kepada umat yang membutuhkan bantuan. Dengan peran serta seluruh umat maka gerakan ini bisa dirasakan untuk keadilan. 

Selanjutnya pembekalan diberikan oleh Romo Harry Seoelistyo selaku Ketua KOMSOS KAJ. Menurut Romo Harry, dengan adanya sosialisasi APP 2020, KOMSOS wajib ikut berperan serta menjadi corong atau media untuk mewartakan aksi kebaikan yang dilakukan oleh Gereja baik sebagai pribadi dan komunitas, contoh yang bisa dilakukan misalnya KOMSOS bisa menyebarkan kegiatan bakti sosial lewat website atau social media dengan demikian akan banyak orang yang mengikuti untuk berbuat yang sama, maka kekuatan berbagi menjadi efek yang dirasakan.  Dengan demikian, diharapkan umat Katolik bisa dapat lebih berbela rasa terhadap sesama yang membutuhkan tanpa memandang adanya perbedaan.

(Helena Brilianty)