Pada tanggal 11 April 2020, Paroki Ciputat, Gereja Santo Nikodemus menyelenggarakan misa malam paskah secara live streaming melalui media sosial You Tube dengan tautan Seksi Komsos Paroki Ciputat. Misa dilakukan secara live streaming karena adanya kondisi tanggap darurat virus corona (Covid-19) yang sedang melanda di Indonesia, oleh karena itu diberlakukannya pembatasan sosial (Social distancing). Misa dipimpin secara konselebrasi. Misa dimulai dengan upacara cahaya secara sederhana tanpa perarakan lilin paskah. Romo Aloysius Yus Noron, Pr biasa ia sapa Romo Yus memasuki gereja sambil memegang lilin paskah yang menyala kemudian diikuti oleh Romo Reynaldo Antoni Haryanto, Pr biasa ia sapa Romo Aldo dan 2 orang putra altar, kemudian lilin paskah diletakan pada tempatnya. Selanjutnya dilanjutkan dengan pujian paskah yang dilakukan oleh Romo Aldo. Pada saat liturgi sabda, bacaan diambil dari Kitab Kejadian 1: 1, 26-31a, dan keluaran 14: 15-15: 1. Kemudian untuk Bacaan epistola dari surat Rasul Paulus kepada umat di Roma 6: 3-11, untuk bacaan injil diambil dari injil Matius 28: 1-10.

Pada saat homili, Romo Yus terkesan dengan menjelaskan pengalaman para wanita yang berkunjung ke kubur Yesus untuk menabur bunga dengan suasana rasa takut dan mencekam, berubah menjadi suasana baru yaitu ketika mereka sungguh-sungguh mengalami sukacita setelah mendengar suara malaikat yang mengatakan Yesus sudah bangkit dan lihatlah kubur-Nya kosong. Kemudian Romo Yus menjelaskan dalam suasana yang menggembirakan itu, akhirnya mereka harus menjadi saksi-saksi kebangkitan itu. Menjadi seorang saksi harus memahami dan mengetahui peristiwa yang terjadi dan yang mereka alami sendiri.

Inilah pengalaman iman, paskah, kedatangan, dan kebangkitan Yesus Kristus telah memberikan harapan kepada wanita-wanita itu yang pertama kali melihat kebangkitan dan menjadi saksi-saksi kebangkitan. Dalam merayakan paskah, kita diajak untuk memperbarui hidup dan membawanya ditengah-tengah kehidupan bermasyarakat, maka segala kengerian dan ketidakberdayaan hidup harus kita mampu untuk berubah didalam suasana yang baru yaitu suasana yang penuh suka cita. Kebangkitan Kristus harus menjiwai kehidupan kita, walaupun ada rasa ketakutan terhadap situasi sekarang ini maka janganlah hal itu membuat kita tidak berdaya sehingga kita tidak mampu berbuat sesuatu. Kita diajak untuk berani berpikir tenang sehingga kita memiliki harapan dan membangun manusia yang baru. Itulah yang diajarkan oleh para wanita itu ketika mereka menjadi saksi.

Romo Yus juga menyampaikan pada tahun 2020 ini, kita sebagai umat Keuskupan Agung Jakarta diajak untuk mengamalkan sila ke-5 Pancasila. Pada tahun keadilan sosial ini tema yang diangkat ialah “Amalkan Pancasila: Kita Adil, Bangsa Sejahtera”. Ada Gerakan dalam mengamalkan sila ke-5 di paroki ciputat ini seperti adanya kelompok-kelompok ikut berbela rasa membantu orang karena situasi ini, mereka harus mengorbankan kebutuhan kehidupannya, tidak lagi mendapatkan upah, dan tidak lagi mendapatkan pekerjaan, sehingga mereka menjadi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokok. Kelompok ini memberikan bantuan  seperti memberikan sembako dan nasi bungkus kepada mereka yang membutuhkan.

Dari sisi iman, Gerakan dalam mengamalkan kebangkitan Kristus ialah membangun kebiasaan-kebiasaan baru antara lain: 1) Membangun toleransi antar umat beragama supaya saling menghargai; 2) Membantu mereka yang kecil, lemah, miskin, tersisih, dan difabel; 3) Membiasakan diri hidup bersih dan sehat secara pribadi baik di dalam lingkungan maupun Gereja.

Setelah homili dilanjutkan dengan liturgi baptis, hal ini ditandai dengan pemberkatan air suci dan pembaharuan janji baptis. Pada misa tahun ini tidak adanya prosesi pemercikan air suci ke arah umat, sehingga dilanjutkan dengan doa umat dan rangkaian misa selanjutnya. Pada saat komuni, umat berdoa doa komuni batin.

(Alexander Dwi Atmiko)